Tribratanews,Bulungan – Keberadaan Polsek Sekatak di perbatasan Kabupaten Bulungan dengan Kabupaten Tana Tidung (KTT) terbilang sangat vital dan penting. Pasalnya, di wilayah tersebut memiliki keberagaman dan masyarakat yang heterogen.
Kapolres Bulungan, AKBP Ronaldo Maradona T.P.P Siregar melalui Kapolsek Sekatak, IPTU Mahmud menuturkan pengamanan dan menjaga kondusifitas wilayah yang telah dilakukan sudah maksimal.
“Sebenarnya kami sudah maksimal untuk kegiatan preventif dan preemtif. Kekuatan 12 personel Polsek Sekatak telah maksimal dikerahkan untuk patroli di pemukiman,” ujarnya Selasa, 28/12/ 2021.
Hanya saja karena kemajemukan di Kecamatan Sekatak cukup besar. Apalagi terkait ekonomi di masa pandemi Covid-19 sangat sulit hingga banyak cara untuk mencari pundi-pundi.
Pihaknya juga kewalahan membendung orang agar tidak datang ke Sekatak. “Kalau kami, orang dari mana saja silahkan datang untuk mencari rezeki,” jelasnya.
Hanya saja jika terjadi konflik seperti yang tengah ditangani memang menjadi hal yang pelik. Terlebih jika dihadapkan pada masalah perut, maka apa saja bisa terjadi.
“Akhirnya mereka dengan kemajemukan yang ada di sana hingga terjadi interaksi seperti ini (kasus pembunuhan),” ucapnya.
“Apalagi di sana memiliki latar belakang adat istiadat yang berbeda, pendidikan yang berbeda dan karakter yang berbeda maka terjadi hal yang tidak diinginkan,” tambahnya.
Kapolsek menuturkan, untuk korban Daeng Asri sendiri menurut laporan masyarakat kerap melakukan aksi pemalakan kepada warung dan masyarakat yang melintas.
“Kalau di tambang belum ada laporan adanya pemalakan. Sebelum meninggal, korban sering memalak warung,” pungkasnya.