TARAKAN – Narapidana Hendra Sabarudin alias Udin bukan warga baru di Lapas Kelas II A Tarakan. Tercatat, sudah dua kali napi ini terlibat kasus peredaran narkotika jenis sabu di Tarakan.
Putusan terakhir perkara sabu yang melibatkan Hendra hukuman seumur hidup dari Mahkamah Agung setelah sebelumnya diputus oleh majelis hakim di Pengadilan Negeri Tarakan dan Pengadilan Tinggi Kaltim hukuman mati.
Hal itu dibenarkan Kepala Seksi Pembinaan dan Pendidikan Lapas Kelas II A Tarakan, Baliono. Menurutnya, napi Hendra sedang menjalani hukuman perkara pertamanya di Lapas Tarakan yang diputus hakim 12 tahun kurungan.
“Memang betul (napi narkotika) kasus terdahulu sabu-sabu, sedang menjalani di lapas Tarakan kasus sabu, yang dijalani 8-9 tahun, dia pidana pertama 12 tahun,”
Lanjutnya, perkara kedua yang melihat Hendra saat ada pengembangan kasus sabu oleh Badan Narkotika Nasiona (BNN) Provinsi Kaltara dan Hendra divonis hakim Pengadilan Negeri Tarakan hukuman mati sehingga Hendra melakukan upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi Kaltim dan Mahkamah Agung.
“Dia ada keterlibatan dari BNNP dia kena pidana seumur hidup,” imbuh Baliono.
Secara terpisah, Humas Hakim Pengadilan Negeri Tarakan, Melcky Johny Otoh, SH menuturkan, Hendra ini pernah diputus hukuman mati di PN Tarakan.
“Iya, untuk Hendra pernah diputus hukuman mati di Pengadilan Negeri Tarakan dan pengadilan tinggi, di Mahkamah Agung menjadi hukuman seumur hidup,” tukas Melcky, Senin 13 April 2020. (*)