TRIBRATANews, Bulungan – Assalamualaikum, para pembaca yang budiman. Melihat kisah hidup seorang anak muda yang penuh semangat dan tekad yang tinggi dari lahir hingga mencapai impian menjadi siswa Bintara Polri. Kisah Michael Paren dapat menginspirasi kita semua. Michael Paren lahir dari kehidupan yang terbilang keluarga sederhana dengan segala lika-liku kehidupan tetapi dengan perjuangan keras dan gigih maka mampu mewujudkan apa yang menjadi cita-cita dan impiannya. Kamis (28-12-2023).
Michael Paren lahir di Samarinda pada tanggal 18 Agustus 2004. dia lahir dari pasangan ayah yang Bernama Maclery dan Ibu yang bernama Novita, ia terlahir dari suku Dayak Lundayeh. Ayahnya bekerja sebagai karyawan swasta di Perusahaan tambang batu bara PT Cipta Kridatama Dan ibunya bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga, ia anak pertama dari 3 (tiga) bersaudara, dimana semuanya laki-laki. Adik pertama bernama Brian dan adik yang kedua Bernama Albert. Ia lahir di Samarinda karena ibunya ikut ayah bekerja dan mengontrak rumah di Samarinda.
Pada tahun 2005 ia berpindah tempat tinggal ke Malinau karena itu tempat kelahiran ibunya dan kebetulan ayahnya juga berpindah tugas ke PT Bara Dinamika Muda Sukses. Saat itu mereka tinggal di rumah keluarga besar ibunya, bersama keluarga ibunya yang lain.
Pada tahun 2011 Michael Paren masuk di SD, ia masuk sekolah di SDN 007 Malinau Barat di Sempayang. Setiap manusia tentu akan mengalami lika-liku kehidupan dan tidak ada kehidupan yang selalu berjalan dengan mulus, sama halnya dengan yang dialami oleh Michael Paren saat usia 10 tahun, ketika dia masih duduk dibangku Sekolah Dasar tepatnya pada saat Michael Paren di kelas 3 SD terjadi musibah di keluarganya, ayah yang dicintainya harus masuk penjara karena kasus narkoba dan mendapatkan vonis penjara selama 2 tahun. Michael Paren sangat terpukul dengan peristiwa itu dan membuatnya sempat merasa rendah diri dan sangat malu dengan teman-teman tapi ibunya selalu memberikan support, menguatkan anak-anaknya.
Saat ayahnya dalam penjara maka ibu yang menjadi tulang punggung keluarga. Untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga, ibunya harus bekerja sebagai buruh tani kepada siapapun yang membutuhkan bantuan dengan penghasilan yang hanya cukup untuk kebutuhan pokok rumah tangga. Dengan penghasilan yang sangat terbatas maka di usia yang masih sangat kecil, Michael Paren terpanggil untuk ikut membantu ibunya, ia mulai bekerja keras. Michael sering membantu pamannya yang bernama Nasution di kebun guna mendapatkan uang jajan dan membantu ibu. Saat itu ia kadang diberi uang Rp 100.000,00 setelah bekerja membantu seharian, baik bekerja membersihkan lahan, menanam bibit sawit, dan juga memanen. Tekadnya harus berjuang kala ia ingin menjadi orang yang sukses. Meskipun usianya belum mencukupi untuk memahami sepenuhnya arti tanggung jawab, Michael telah menunjukkan keteguhan hati dan semangat dalam membantu keluarga.
Pada tahun 2015, ayah Michael Paren keluar dari penjara dan Kembali bekerja di Perusahaan tambang menjadi sopir truk batu bara. Saat itu ia kelas 5 SD meskipun ayahnya sudah keluar tetapi semangatnya untuk tetap membantu bekerja terus ia lakukan karena sudah terbiasa dengan bekerja. Melalui usaha keras dan semangatnya, Michael melanjutkan perjalanan pendidikannya hingga sampai
pada tingkat SMP pada tahun 2017 di SMP 3 Malinau Barat di Kuala Lapang, Malinau. Pada saat SMP Michael sempat tinggal bersama Kakeknya karena ibunya tidak mampu membiayai 3 anak sekaligus oleh karena itu dia memutuskan untuk tinggal bersama kakek dan neneknya. Pada saat Michael kelas 3 SMP kakeknya meninggal. Kepergian kakeknya itu membuatnya sedih dan merasa kehilangan sosok ayah untuk kedua kalinya.
Pada tahun 2017 keluarga Michael Paren Kembali terkena musibah, ayahnya tertangkap narkoba untuk yang kedua kalinya sehingga harus masuk penjara. Ia makin terpukul dan sangat sedih seolah menggali kembali luka lama yang pernah ia rasakan.
Ayahnya kembali harus menerima vonis 2 tahun penjara. Ibunya juga sangat terpukul hingga tidak lagi bisa memaafkan ayahnya dan memilih untuk berpisah. Setelah ibunya berpisah dengan ayahnya, ibunya kembali menjadi tulang punggung keluarga. Menjadi seorang ibu sekaligus ayah untuk Michael Paren dan adik-adiknya bukan menjadi hal yang mudah bagi ibu Michael. Dengan kondisi seperti itu Michael pun merasa kasihan kepada ibunya karena harus memiliki peran ganda dalam keluarganya disatu sisi harus merawat ketiga anaknya dan disisi lain ia juga harus mencari nafkah untuk ketiga anaknya. Michael pun tergerak untuk mencari pekerjaan guna membantu ibunya. Ia pun kembali berkerja membantu pamannya seperti membantu membersihkan lahan sawit, menanam sawit dan memanen sawit. Pekerjaan yang ia lakukan itu ia kerjakan sehabis pulang sekolah tapi apabila hari libur Michael berkerja dari pagi hinggah petang.
Pada tahun 2020 Michael Paren masuk SMA 8 Malinau Barat dan selama menempuh pendidikan dari SD hingga SMA Michael harus bangun lebih awal untuk berangkat ke Sekolah dikarenakan tidak adanya kendaraan yang dimiliki sehingga ia harus berjalan kaki untuk menuju ke Sekolah.
Keterbatasan akses kendaraan tidak mengurangi semangat Michael untuk mengemban pendidikan. Pada tahun 2021 Michael mengikuti kegiatan sekolah seperti Paskibraka dan terpilih menjadi anggota Paskibraka tingkat Provinsi pada tahun 2021 dan berhasil membanggakan ibunya. Semakin mendekati kelulusan SMA Michael mulai terbuka untuk memikirkan masa depan untuk membahagiakan ibu dan adik-adiknya, apalagi Michael yang masih muda harus menggantikan posisi ayahnya menjadi tulang punggung keluarga, motivasi menjadi Polisi karena terpicu perbuatan ayahnya yang terkena kasus Narkoba sehingga ia termotivasi supaya adik-adiknya tidak terpengaruh juga dengan Narkoba. Selain itu semangat dia untuk turut serta memberantas Narkoba sangat besar apabila menjadi Polisi karena barang haram itu menjadi salah satu yang menghancurkan keluarganya.
Mendengar akan diadakan sosialisasi penerimaan Polri di sekolah pada saat itu, menambah motivasinya untuk menjadi seorang Polisi. Impian untuk menjadi Polisi-lah yang menjadi semangat Michael Paren belajar dengan giat dan berlatih, seperti lari di Stadion setiap sore, setelah pulang sekolah, dan belajar pada malam hari. Michael Paren yang telah merasakan betapa beratnya tidak ada seorang ayah yang mendukung atau menemani masa kecil dari situlah Michael Paren berfikir bagaimana caranya dia bisa masuk anggota Polisi. Dengan adanya sosalisasi pada saat itu, disitulah kesempatan Michael mulai bertanya seputar Tes Penerimaan Polri. Mulai dari apa saja yang perlu ia siapkan untuk mendaftarkan diri menjadi anggota Polri.
Pada Tahun 2023 Michael Paren lulus SMA dan Michael Paren mencoba mendaftar menjadi Polisi dengan cara mendaftar online melalui handphone. Setelah Michael Paren berhasil mendaftar online, lalu Michael Paren mempersiapkan berkas-berkasnya yang akan dia upload di website
www.penerimaanpolri.go.id. Keesokan harinya Michael Paren datang ke Polres Malinau untuk melakukan verifikasi adminitrasi dan mendapatkan nomor peserta. Ketika di Polres panitia memberitahukan kepada Michael Paren bahwa berkas adminitrasi yang harus dikumpulkan sebanyak 4 rangkap, Michael Paren pun lalu pulang kerumah untuk meminta uang ke orang tua Michael Paren untuk melengkapi berkas 4 rangkap tersebut, tetapi ibu Michael Paren mengatakan “Ibu lagi tidak ada uang nak untuk biaya fotocopy” karena ekonomi keluarga yang kurang stabil, disitu Michael Paren tidak patah semangat. Dia terus berusaha agar bisa mendapatkan uang dengan cara bekerja. Michael membantu pamannya membersihkan kebun dan bertani. Masalah yang dihadapinya tidak hanya sampai disitu saja, Michael Paren juga tidak memiliki kendaraan untuk berangkat ke Polres untuk melaksanakan verifikasi admintrasi. Pada saat itu Michael Paren meminta tumpangan kepada temannya yang kebetulan pada saat itu juga ingin ke Polres. Setibanya di Polres, Michael melaksanakan Pemeriksaan Adminitrasi Awal, Puji Tuhan Michael Paren dinyatakan Memenuhi Syarat untuk menuju ke tahapan Tes Pemeriksaan Kesehatan Tahap I yang akan dilaksanakan di tingkat Polda di Tanjung selor.
Dengan keterbatasan ekonomi, Michael pun sempat bingung dan khawatir bagaimana nantinya ketika sudah sampai di Tanjung Selor dia harus tinggal dimana selama mengikuti proses seleksi. Untungnya saat tiba di Tanjung Selor Michael Paren diajak oleh temannya tinggal bersama di tempat tante temannya yang beralamat di Tanjung Palas. Di sana Michael diberi tumpangan, makan, dan dipinjamkan kendaraan bersama teman Michael.
Pada saat Pemeriksaan Kesehatan Tahap I, Puji Tuhan Michael Paren dinyatakan Memenuhi Syarat (MS) untuk mengikuti tes tahapan selanjutnya yaitu Tes CAT Psikologi. Sebelum melaksanakan Tes CAT Psikologi, Michael Paren belajar mandiri dengan cara membuka contoh-contoh soal psikologi di Youtube. Pada saat tiba waktu Tes CAT Psikologi, Michael mendapatkan nilai yang membuatnya dinyatakan bisa mengikuti tes selanjutnya yaitu Tes CAT Akademik. Sebelum melaksanakan Tes CAT Akademik, Michael Paren belajar mandiri lagi melalui contoh soal-soal akademik yang ada di Youtube. Tes CAT Akademik terdiri dari Matematika, Bahasa Inggris, Wawasan Kebangsaan(WK), dan Pengetahuan Umum (PU). Panitia menginformasikan bahwa semua yang melaksanakan Tes CAT Akademik agar hadir untuk mengikuti Sidang Menuju Rikkes Tahap II yang dilaksanakan di Polda Kaltara. Sewaktu Sidang Menuju Rikkes Tahap II Michael Paren dinyatakan Lulus Terpilih untuk mengikuti Pemeriksaan Kesehatan Tahap II di Aula Kecamatan Tanjung selor.
Pada saat Pemeriksaan Kesehatan Tahap II Michael Paren tidak mengalami kendala sedikitpun. Tidak ditemukan masalah kesehatan pada Michael. Dari hasil pemeriksaan dia dinyatakan sehat dan Memenuhi Syarat untuk mengikuti seleksi berikutnya yaitu Kesamaptaan Jasmani.
Panitia memberitahukan kepada seluruh casis untuk melaksanakan tes kesemaptaan jasmani di Stadion Andi Tjatjok. Jauh sebelum pelaksanaan tes kesamaptaan jasmani, Michael Paren setiap sore latihan di Stadion Andi Tjatjok. Pada saat pelaksanaan tes panitia memberitahukan kepada seluruh peserta untuk datang ke stadion pada pukul 05.00 Wita namun sebelum melaksanakan tes, peserta Casis termasuk Michael melaksanakan pemeriksaan tensi terlebih dahulu oleh Tim Kesehatan.
Kemudian Michael dan peserta lainnya melaksanakan Kesamaptaan Jasmani A yaitu tes lari 12 menit. Hasil yang ia peroleh dari item A ini sebanyak 7 putaran 130 meter. Pada saat Michael Paren selesai melaksanakan item lari 12 menit ini dia mengalami keram di kaki sebelah kiri, untungnya keram yang ia alami itu tidak sampai membuatnya tidak bisa berjalan jadi dia bisa mengatasi sendiri tanpa bantuan medis dengan cara memijat-mijat kakinya yang keram. Selanjutnya Michael Paren melaksanakan pull up dengan hasil 9 kali. Hasil tersebut membuat Michael Paren sedikit kecewa karena pada saat latihan biasanya dia memperoleh hasil 17 kali namun dikarenakan pada saat tes tangannya keram, Michael memperoleh hasil yang kurang maksimal. Setelah itu Michael Paren melaksanakan item push up sebanyak 42 kali, kemudian sit up 40 kali, selanjutnya tes shuttle run mendapatkan 18 detik. Setelah melaksanakan semua Kesamaptaan Jasmani A dan B panitia mengumumkan hasil. Pada saat diumumkan Michael Paren memperoleh nilai 81,3 gabungan dari kesemaptaan A dan B. Setelah mengumumkan, panitia memberitahukan untuk melanjutkan Kesamaptaan C yaitu renang. Tempat pelaksanaan item renang berada di Kodim dan untuk waktu pelaksanaan tes renang dilaksanakan pada pukul 13.00 Wita. Pada saat melaksanakan item renang Michael Paren menempuh waktu 20 detik. Dia sangat bersyukur pada saat pelaksanaan renang tidak mengalami kendala yang berarti, sedangkan beberapa temannya ada yang mengalami kendala mulai dari keram sampai ada yang tidak bisa berenang. Michael menyayangkan beberapa temannya yang nilai kesempataan A dan B memperoleh hasil yang tinggi harus Tidak Memenuhi Syarat karena gagal di item renang. Sehari setelah melaksanakan Kesemaptaan Jasmani A, B dan C dilanjutkan dengan pemeriksaan antrophometrik. Pada saat pemeriksaan antrophometrik, Michael Paren sangat bersyukur karena pada saat pemeriksaan tidak ada temuan dan ia dinyatakan Memenuhi Syarat sehingga berhak untuk mengikuti tes selanjutnya yaitu Tes Penulusuran Mental Kepribadian (PMK).
Pada Pelaksanaan Penulusuran Mental Kepribadian (PMK) tidak ada ditemukan temuan yang fatal pada diri Michael Paren, dia dinyatakan Memenuhi syarat, dan selanjutnya melaksanankan Tes Psikologi Tahap II yang dimana pada saat pelaksanaan dia merasa sedih dikarenakan panitia menanyakan kepada Michael Paren tentang kedua orang tua Michael Paren yang sudah lama berpisah (bercerai) seakan mengingatkan kembali memori luka lama yang pernah ia rasakan, dan perjuangan Michael Paren untuk melewati rangkaian tes disamping faktor ekonomi yang kurang. Pada saat tiba pengumuman Tes Psikologi Tahap II, Michael Paren dinyatakan Memenuhi syarat untuk mengikuti Pemeriksaan Administrasi Akhir.
Pada saat Pemeriksaan Administrasi Akhir tidak ada temuan yang dapat menggugurkan pada saat pemeriksaan, Michael Paren dinyatakan Memenuhi Syarat untuk mengikuti Sidang Kelulusan Tahap Akhir. Pada saat menunggu pengumuman Sidang Kelulusan Akhir dia mendapatkan informasi bahwa untuk menjadi anggota Polri harus membayar dengan jumlah yang tidak sedikit dan harus mempunyai kenalan orang dalam. Michael Paren sempat berkecil hati dikarenakan dia yang sama sekali tidak mempunyai biaya bahkan untuk hidup saja dia harus bekerja keras untuk menafkahi dirinya. Namun dengan tekad yang kuat untuk menjadi anggota Polri Michael pun tidak menggubris perkataan orang yang mengatakan masuk Polisi harus bayar. Dia yakin bahwa kesuksesan itu semuanya tergantung dari usaha dan doa karena tidak ada yang tidka mungkin di dunia ini jika Tuhan berkehendak. Dan dia juga yakin ia memiliki seorang ibu yang akan selalu mendoakan setiap waktu untuk kelulusan diri Michael
Paren. Itulah yang menjadi semangat dan motivasi Michael Paren selama menjalani proses seleksi sehingga dia tidak mendengarkan cemooh dan suara sumbang dari orang lain.
Pada Pelaksanaan Sidang Kelulusan akhir, dimana peserta dari asal pengiriman polres dikumpulkan di lapangan apel Polda Kaltara, disitu Michael Paren semakin gugup dan terus berdoa mengingat ibu dan adik-adik Michael yang tidak pantang menyerah mendukung Michael dari awal sampai saat sidang kelulusan akhir ini. Pada saat pengumuman Michael Paren melihat namanya dilayar monitor dan dinyatakan Lulus Terpilih dengan peringkat sepuluh dan juga berhak mengikuti pendidikan Gelombang II Tahun Anggaran 2023. Michael Paren sangat bersyukur bisa Lulus Terpilih untuk mengikuti Pendidikan, dia sangat berterimakasih kepada Tuhan karena berkat-Nyalah dan campur tangan-Nya sehingga semua ini terjadi dan tidak lupa juga doa ibu yang selalu menyertainya. Ibu Michael yang mendengar kabar kelulusannya, menangis haru karena kelulusan Michael Paren. Ia tidak menyangka bahwa dengan keterbatasan Michael tidak membuat Michael menjadi terpuruk tapi justru menambah semangat juang pada diri Michael dan terbukti ia mampu menggapai cita-citanya. Kekhawatiran Michael Paren dan ibunya bahwa masuk Polisi itu bayar dan harus mempunyai orang dalam itu tidak benar, dengan usaha dan doa ibu, Michael Paren bisa menjadi anggota Polri.