AKBP Yudhistira Midyahwan mendapat tantangan baru dalam tugasnya di Bhayangkara. Setelah sebelumnya sukses menjadi Kapolres Tarakan, kini tugas baru sebagai Kapolres Bulungan sudah di depan mata. Menangani ibukota dengan luas wilayah yang lebih besar, tentu ada tantangan sendiri yang akan dihadapi. Namun di samping tugas itu, ada sisi lain dari AKBP Yudhistira Midyahwan yang menarik dikupas. Berikut ulasannya.
Sosok wibawa dan tegas terpancar pada seorang Kapolres Bulungan, AKBP Yudhistira Midyahwan. Di balik wibawa dan ketegasannya itu, ternyata perwira menengah ini juga menjadi panutan bagi bawahannya dari sisi spiritualnya yang sangat kuat. Sejauh ini, tidak banyak sosok Kapolres seperti dirinya yang memiliki sisi religius yang cukup taat. Selain salat dan puasa sunah yang biasa dijalankan, Alumni Akpol tahun 2000 ini mengaku senang memberikan tausiah atau ceramah. Bahkan sudah sering tampil di depan mimbar untuk memberikan ceramah.
“Kalau di sini belum ada (memberikan ceramah), karena saya bukan ustaz, tapi jika ada yang mengundang untuk memberikan tausiah,” ucapnya dengan mimik wajah tersenyum kepada pewarta.
Materi ceramah yang biasa disampaikan Yudhistira adalah menjaga hubungan baik sesama manusia, menjaga persatuan dan rukun damai. Itu yang biasa disampaikan saat masih menjadi Kapolres Tarakan. Tak lupa ia menyelipkan tentang masalah keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
“Di sini belum, nanti hal tersebut akan kami sampaikan. Tapi memang satu kewajiban untuk melakukan syiar Islam kepada kaum muslim dan syiar sebagai anggota kepolisian,” ujar ayah tiga anak ini.
Dirinya berharap, pendekatan kepada masyarakat tak hanya dilakukan Polres Bulungan, tetapi juga semua personel di kepolisian sektor (Polsek). Yudhistira menekankan kepada personelnya agar menjadi polisi yang humanis. Tak hanya saat bertugas, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
“Tak hanya saya saja, tapi semua anggota bisa memberikan wawasan, pandangan yang baik. Terlebih apa yang dianjurkan oleh agama,” jelasnya.
Dari perilakunya, orang mungkin akan menilai AKBP Yudhistira Midyahwan lulusan pesantren. Karena selain cukup dalam pemahaman soal agama, juga taat dalam menjalankannya. Namun ternyata latar belakang pendidikannya semua dari sekolah umum.
“Saya sekolah formal, pesantren tidak ada. Tapi kebetulan di sekeliling rumah saya dulu ada pesantrennya,” ucapnya.
“Untuk amalan tidak ada yang istimewa, hanya amalan yang wajib dengan yang sunah yang saya jalankan,” sambung pria kelahiran Surabaya 16 April 1978 ini.
Yang menyita perhatian media ini, usai melaksanakan Salat Zuhur di Musala Polres Bulungan, tatapannya langsung tertuju pada arah kiblat yang ada di musala itu yang tampak sedikit berubah. Yudhistira pun langsung turun tangan melakukan pengecekan dan perbaikan agar tetap tertuju ke kiblat yang mengarah ke Ka’bah.
“Saya lihat juga arah kiblat musala kita kurang tepat. Saya masih pikirkan untuk mengubah atau mengubah musala ini. Akan kita konsultasikan dengan arsitek,” paparnya.