TANJUNG SELOR, Polresta Bulungan – Melalui program “Jum’at Curhat” yang digelar rutin setiap pekannya. Kapolresta Bulungan Kombes Pol Agus Nugraha S.H, S.I.K., M.H bersama sejumlah pejabat utama (PJU) Polresta Bulungan kembali mendengarkan keluh kesah masyarakat di wilayah hukumnya.
Berlangsung di depan Cafe Twenty Two Cafe Tanjung Rumbia, Kecamatan Tanjung Selor, Kab. Bulungan. Jum’at curhat dalam rangka diskusi kebangsaan yang juga memperingati hari lahir Pancasila. Rektor Universitas Kaltara, Kabid Kesbangpol Bulungan serta perwakilan mahasiswa dan dan pemuda yang tergabung di organisasi Cipayung Kabupaten Bulungan saling duduk dan berdiskusi bersama.
Kapolresta Bulungan dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini dilaksanakan untuk tujuan menerima masukan juga saran atau kritikan dan juga dalam rangka memperingati hari lahir Pancasila untuk bersama -sama melakukan dialog kebangsaan.
“Jadi, silahkan nanti bila ada masukan atau diskusi, sampaikan secara terbuka dan gamblang,” ucap singkat Kapolresta mengawali sambutannya.
Sementara, Rektor Universitas Kaltara, Dr. Didik menyambut baik program Jum’at Curhat ini. Dan pihaknya mengajak agar ini jadi wadah diskusi kebangsaan. Mengingat momentumnya sangat tepat. Apalagi, saat ini tengah menghadapi tantangan berat dalam penerapan nilai – nilai yang terkandung di Pancasila dalam kehidupan sehari – hari.
Polarisasi sering terjadi di masyarakat dan itu merupakan hal yang wajar adanya perbedaan – perbedaan. Hingga berkaca pada pemilu 2014 terjadinya polarisasi, dimana awalnya polarisasi politik berimbas kepada polarisasi di masyarakat. Polarisasi (perbedaan) mengakibatkan beberapa hal. Terjadinya penurunan dalam penegakan hukum dimana nilai – nilai dihasilkan dari penegakan hukum dengan adanya tekanan – tekanan dari suatu kelompok yg lahir dari polarisasi – polarisasi tersebut.
“Polarisasi bisa melunturkan nilai Demokrasi. Polarisasi bisa menimbulkan turunnya nilai – nilai persatuan atau dalam hal ini berkaitan dengan munculnya intoleransi yang merupakan cikal bakal perpecahan, sehingga Nilai nilai Pancasila besar kaitannya dengan umat beragama yang ada di indonesia,” bebernya.
Di sisi lain, pada kesempatan itu kembali, Kapolresta Bulungan memberi tanggapan kembali. Yakni, menyoal wawasan kebangsaan Indonesia tercetus atau terikrar pada sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928 sebagai tekat perjuangan dan merupakan konvensional.
Sehingga dalam menjaga merawat apa yang menjadi pendahulu yang sudah di lewati di mana pancasila adalah Pancasila berasal dari dua kata Bahasa Sanskerta “panca” berarti lima dan “sila” berarti prinsip atau asas Apabila diulik secara bahasa, Pancasila menjadi rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Bahwa nilai – nilai pancasila harus kita amal kan mulai dari sila 1 s/d sila ke 5 yang mana makna terkandung dalam pancasila dapat kita pedomani dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat. Bahwa Tanda gejala kemunduran dan kehancuran suatu bangsa yaitu Meningkatkan perilaku kekerasan terutama dikalangan remaja dan masyarakat, Penggunaan Bahasa yang kotor, ejekan yang menjatuhkan, Pengaruh teman, Meningkatnya Tayangan – Tayangan TV / media massa yang merusak mental anak remaja dan lingkungan melebihi keluarga serta tentunya masih banyak lagi contohnya.
Selain itu, pengaruh medsos di lingkungan anak muda sangat lah besar dimana hal hal positif bisa diserap namun hal yang negatif perlu di waspadai kembali. Terkait dengan media online agar masyarakat memahami dengan potensi – potensi negatif yang ada di lingkungan masyarakat, serta dimana dalam kaitan pemilu / tahun politik dengan adanya medsos perlu di waspadai bersama agar dapat memilah suatu berita.
“Bagaimana penerapan nilai Pancasila dalam bermasyarakat?. Kita harus kenali tanah air dan bangsa kita dulu dengan baik. Kita wajib mencintai dan mempunyai rasa memiliki tanah air sehingga tumbuh rasa bela negara. Lalu, menghimbau dan berharapan bagi masyarakat agar punya rasa memiliki dan punya rasa bela negara. Memberantas paham yang bersebrangan dengan Pancasila dan lainnya,” bebernya.
Terakhir, Keterlibatan para tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk berikan edukasi pemahaman terkait stabilitas keamanan dan tidak mudah terserang Hoax. Pengawasan pemilu yang baik. Polri sudah melakukan mapping kerawanan masing lokasi pemilihan untuk meminimalisir Sitkamtibmas.
Untuk diketahui, giat selesai pada pukul 11.00 wita situasi relatif aman dan kondusif. Acara pun diakhiri dengan foto bersama. (HmsPolresta)
Leave a review
Leave a review