Tribratanews, BULUNGAN – Sebelumnya di Jalan Padaelo Kelurahan Tanjung Selor Hilir, ditemukan orang gantung diri bernama Muhammad Silfanam Tanjung, kasus serupa juga ditemukan di Pulau Bunyu,15 Mei 2022.
Kasat Reskrim Polres Bulungan IPTU Mhd Khomaini melalui Kanit Pidum Satreskrim Polres Bulungan IPDA Akhmad Abiyardie Syakhranie mengatakan informasi yang diterima dari Polsek Bunyu korban gantung diri bernama Sapril usia 37 tahun.
“Jam 11.00 wita tadi kami mendapatkan informasi adanya penemuan mayat dengan cara gantung diri di kebun belakang rumah pak Halis Cado di Jalan Gunung Daeng RT 17 Bunyu,” ucap IPDA Akhmad Abiyardie Syakhranie,15 Mei 2022.
Kejadian naas itu pertama kali dilihat oleh tetangga korban bernama Syukur Andrian melalui jendela rumahnya, jika di belakang rumah pak Halis Cado yang juga sebagai orang tua korban, ada orang yang gantung diri. Setelah itu saksi mendatangi tetangganya yang lain bernama Fiki Kur untuk meminta pertolongan kepada warga sekitar.
“Sesudah meminta pertolongan, saksi pun melihat wajah korban diketahui ternyata Sapril tetangganya. Setelah itu saksi mendatangi keluarga korban untuk memberitahukan,” jelasnya.
Polisi yang tiba ke lokasi kejadian pun melaksanakan evakuasi korban yang tergantung di pohon yang memiliki tinggi sekitar 5 meter itu. Korban mengakhiri hidup dengan 2 buah sarung yang saling dikaitkan dan diikatkan di pohon.
“Di TKP kami temukan 2 buah sarung yang digunakan untuk gantung diri,” bebernya.
Usai menurunkan korban, petugas pun meminta keterangan kepada orang tua korban, Halis Cado. Didapatkan keterangan jika kematian Sapril lantaran depresi atas penyakit yang dialaminya yang tidak kunjung sembuh.
“Diduga depresi karena penyakit lambung yang tidak kunjung sembuh, sehingga korban melakukan bunuh diri dengan gantung diri,” ujar Akhmad.
Keterangan orang tua korban Sapril mengalami penyakit lambung dan terakhir menjalani pengobatan di RSD dr H Soemarno Sosroatmodjo pada bulan Maret 2022. Kemudian pihak rumah sakit memberitahukan untuk kontrol setiap 2 minggu sekali dan bapak korban menyarankan untuk tetap tinggal di Tanjung Selor.
“Akan tetapi Sapril menolak untuk tinggal di Tanjung Selor. Selama proses penyembuhan Sapril sering depresi di rumah dikarenakan sudah tidak tahan dengan sakit yang dialaminya dan tidak bisa bekerja,” paparnya.
“Hari Minggu tadi pukul 07.00 Wita, Halis Cado masih melihat Sapril duduk di depan rumah. Setelah beberapa jam Halis Cado mendapatkan kabar bahwa anaknya sudah meninggal gantung diri di lahan miliknya,” sambungnya.
Akhmad Abiyardie menambahkan jika keluarga korban sepakat tidak melakukan otopsi, tapi hanya visum luar dan sepakat untuk dimakamkan segera.