TANJUNG SELOR – Diduga depresi atau sakit jiwa, seorang pria berinisial MST (27) di Tanjung Selor, Ibu Kota Kalimantan Utara (Kaltara) mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri, Jum’at (13/5) sekira pukul 10.00 Wita. Kejadian itu pun sontak membuat geger masyarakat.
Kapolres Bulungan AKBP Ronaldo Maradona T.P.P Siregar melalui Kasat Reskrim Polres Bulungan Iptu M.Khomaini menyampaikan, pasca mengetahui informasi terkait mayat pria yang tergantung tersebut. Personel Identifikasi Polres dan Polda Kaltara, piket Intelkam dan piket Reskrim segera mendatangi TKP, tepatnya di kebunnya yang ada di Jalan Padaelo. “Personel ke TKP sekaligus melakukan olah TKP dan visum luar sembari mengambil keterangan saksi-saksi,’’ kata Kasat Reskrim saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon pribadinya.
Lanjutnya, dari keterangan saksi yang salah satunya dari Ketua RT 70 atas nama Samsu. Kasat Reskrim menerangkan bahwa awal mengetahui adanya seorang pria gantung diri dari beberapa warganya. Selanjutnya, ia segera ke lokasi untuk mengecek di kebun tersebut. Hingga diketahui identitas pria yang tergantung di pohon perkebuhan tersebut. “Lalu, setelahnya Ketua RT ini menginformasikan ke keluarga korban yaitu ke ibu kandungnya,’’ terangnya.
Lebih lanjutnya, dari Ibu kandung korban atas nama Rusmini. Membenarkan bahwa anaknya ini sejak 2014 lalu memang mengalami depresi atau sakit jiwa. Bahkan, korban pernah menjalani perawatan di RS Samarinda dan RS Tarakan. Setelah 1 tahun mengidap sakit tersebut dan selama proses penyembuhan korban sering marah-marah di rumah dan pernah terucapkan darinya yang mendapatkan bisikan untuk gantung diri. “Sampai saat ini juga korban sebenarnya masih mengkomsumsi obat penenang,’’ bebernya.
Tambahnya, sebelum ditemukan MST bunuh diri dengan cara gantung diri. Pagi harinya, pukul 09.00 Wita ia sempat berpamitan ke ibu kandungnya untuk pergi ke kebun. Dengan membawa kendaraan roda dua (R2) jenis Yamaha Mio warna hitam dengan nomor polisi (nopol) KU 2853 SI. MST beranjak dari rumahnya sembari membawa alat-alat tukang. “Setelah beberapa jam baru ibu kandungnya ini mendapat kabar bahwa anaknya sudah meninggal gantung diri di lahan miliknya,’’ ujarnya.
Dikatakannya juga, mengenai motif dari korban yang melakukan bunuh diri dengan gantung diri. Kasat Reskrim mengatakan, belum mengetahuinya secara pasti. Hanya, di TKP didapati beberapa barang bukti (BB) yang diduga milik korban. Mulai dari alat tukang, Motor Yamaha Mio warna hitam dan potongan kayu yang dipaku dipohon dimungkinkan untuk menaik diatas pohon.
“Tapi, dari catatan saksi – saksi seperti yang dijelaskan bahwa korban memang memiliki riwayat penyakit. Keluarga korban bersepakat untuk di visum luar karena keluarga meminta segera untuk dimakamkan,’’ ucapnya. “Korban yang sempat di bawa ke RS tidak dilakukan otopsi dan kami membuat berita acara (BA) penolakan otopsi dan surat pernyataan untuk tidak di otopsi,’’ sambungnya.
Kasat Reskrim pun memastikan dari kejadian pria yang ditemukan gantung diri ini. Dari hasil visum luar yang dilakukan dan dari dokter dr.Laura Valentine tidak ditemukannya tanda-tanda kekerasan pada korban. Sehingga kejadian ini murni karena adanya riwayat penyakit dan depresi atau sakit jiwa. “Dari hasil visum luar tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada korban,’’ tandasnya