TanjungSelor,Tribratanews – Apel gelar pasukan Operasi Lilin Kayan 2019 di Mapolda Kaltara dipimpin oleh Direktur Samapta Polda Kaltara, lantaran Kapolda Kaltara Brigjen Pol. Drs. Indrajit SH dan Waka Polda Kaltara Kombes Pol. Drs. Zainal A. Paliwang SH M.Hum tengah melaksanakan pengawalan Presiden RI Joko Widodo.
“Kapolda dan Wakapolda berhalangan karena mengawal kunjungan pak Presiden RI Joko Widodo. Maka saya yang ditunjuk memimpin apel gelar pasukan ini,” ungkap Kapolda Kaltara Brigjen Pol. Indrajit melalui Direktur Samapta Polda Kaltara Kombes Pol. Rahmat Hendrawan S.I.K.
Kata dia, apel gelar pasukan ini bertujuan untuk memastikan kesiapsiagaan personel dan peralatan pengamanan. Serta soliditas para pemangku kepentingan yang dilibatkan serta menumbuhkan ketenangan dan rasa aman bagi masyarakat dalam merayakan hari Natal dan tahun baru 2020.
“Operasi Lilin tahun 2019 merupakan operasi kepolisian terpusat yang akan dilaksanakan selama 10 hari, mulai hari Senin tanggal 23 Desember 2019 sampai dengan hari Rabu tanggal 1 Januari 2020,” sebutnya.
Dia menyebutkan, fokus pengamanan personel itu seperti gereja, tempat wisata, pusat perbelanjaan, objek perayaan tahun baru, terminal, pelabuhan dan bandara. Dengan melibatkan setidaknya 824 personel kepolisian dan 409 orang dari instansi terkait seperti Satpol PP, Dishub, Dinkes, Pramuka, Damkar, Linmas, Senkom, UPP dan KSOP serta Basarnas. “Personel polda ada 60 orang dan personel seluruh polres jajaran sebanyak 764 orang serta dari instansi samping terlibat,” jelasnya.
Untuk objek yang akan dijaga keamanannya saat operasi lilin, yakni 385 gereja, 4 terminal, 23 pelabuhan, 5 bandara, 27 pusat perbelanjaan dan 32 objek wisata. Dengan mengedepankan tindakan preemtif dan preventif dengan didukung kegiatan intelijen berupa deteksi dini dan deteksi aksi. Serta penegakan hukum secara tegas dan profesional.
“Berdasarkan prediksi intelijen terdapat 12 potensi kerawanan yang harus kita antisipasi. Yaitu aksi terorisme, kejahatan konvensional, kemacetan lalu lintas, kecelakaan transportasi, sweeping ormas, aksi penolakan peribadatan,” bebernya.
“Lalu kenaikan harga sembako, konflik sosial dan tawuran, bencana alam, konvoi dan balap liar, kebakaran akibat petasan, dan pesta narkoba ataupun minuman keras,” sambungnya.
Kemudian setiap polres jajaran dibangun beberapa pos berupa pos pelayanan (Pos Yan) dan pos pengamanan (Pos Pam). Untuk Polres Nunukan ada 2 Pos Pam dan 2 Pos Yan, Polres Malinau ada 1 Pos Pam dan 2 Pos Yan, Polres Tarakan ada 4 Pos Pam dan 4 Pos Yan dan 3 Pos Yan dan 10 Pos Pam di Polres Bulungan. “Totalnya ada 27 Pos terdiri 17 Pos Pam dan 10 Pos Yan,” ujarnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, seluruh Kasatwil harus dapat bersinergi dengan stakeholder terkait. Untuk menentukan Iangkah antisipasi yang proaktif dan menerapkan strategi yang tepat guna mengatasi berbagai potensi gangguan yang ada sesuai dengan karakteristik kerawanan masing-masing daerah.
Penekanannya yakni melakukan deteksi dini dengan memetakan titik-titk kerawanan secara tepat. Serta optimalkan penggalangan untuk mencegah aksi yang meresahkan masyarakat.
“Laksanakan pengamanan secara profesional dan humanis, berikan pelayanan terbaik, serta tingkatkan kewaspadaan pengamanan melalui penerapan buddy system,” pungkasnya.
Heri
editor jafar